Senin, 18 Desember 2023

WISATA AERMATA EBHU

 



WISATA AERMATA EBHU


Dalam wisata aermata ebhu tersebut banyak cerita yang menggambarkan cinta seorang wanita di Indonesia, salah satunya adalah Makam Air Mata Ratu Ibu di Madura.
Makam Air Mata Ibu berada di Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.
Makam air mata ibu di Arosbaya mempunyai hubungan yang begitu erat dengan sejarah Madura ketika masih di kendalikan oleh Mataram. Makam aer mata Ibu adalah makamnya Nyai Syarifa Ambami yang ternyata adalah istrinya Cakraningrat 1. Wanita keturunan dari Sunan Giri ini adalah seorang istri yang sangat taat, patuh dan sangat mencintai suaminya, Raja Cakraningrat adalah seorang raja yang sangat dihormati dan diagungkan oleh masyarakat Madura pada saat itu. Raja Cakraningrat memimpin Madura pada tahun 1624 atas perintah Sultan Agung dari Mataram.Raja Cakraningrat terkenal akan kepandaiannya, kepawaiannya, dan tenaga yang kuat untuk menjadi seorang pemimpin. Maka, Sultan Agung Mataram membutuhkan jasa Raja Cakraningrat untuk membantunya membangun Mataram. Sehingga, Ratu Ibu sering ditinggal oleh suami tercintanya. Perasaan sedih pun melanda Ratu Ibu, walaupun istri seorang raja, tapi hatinya adalah hati wanita biasa. Hampir siang malam beliau sedih karena ditinggal suaminya bertugas ke Mataram.Ratu Ibu memilih untuk bertapa ketika perasaan sedih mengguncang dirinya.

Dalam pertapaannya, Ratu Ibu meminta kepada Yang Maha Kuasa agar suaminya tetap sehat dan agar kelak tujuh turunannya bisa menjadi pemimpin dan penguasa Madura.Hingga suatu hari saat Raja Cakraningrat pulang ke Madura, perasaan Ratu Ibu pun berbunga-bunga. Selain senang karena suaminya pulang, Ratu Ibu juga bercerita dirinya bertapa dan berdoa agar tujuh keturunanya menjadi pemimpin Madura. Namun, bukannya rasa senang atau pun pujian yang diucapkan oleh Raja Cakraningrat, tetapi justru kemarahan dan kekecewaan. Raja Cakraningrat kesal karena istrinya hanya berdoa agar tujuh turunannya yang menjadi raja. Sebab, Raja Cakraningrat ingin semua keturunannya menjadi pemimpin Madura. Mendengar hal tersebut Ratu Ibu pun sedih dan merasa bersalah. Saat suaminya kembali ke Mataram untuk bertugas, Ratu Ibu kembali ke pertapannya di Desa Buduran. Saat bertapa Ratu Ibu terus menangis tanpa henti, hingga konon air matanya membanjiri tempat pertapannya. Hal tersebut terus berlangsung hingga beliau wafat.Di Desa Buduran, tidak hanya terdapat makam Ratu Ibu. Di sana juga terdapat makam Raja Madura dari abad ke-16 hingga ke abad ke-19. Konon makam raja tersebut adalah tujuh turunan dari sang Ratu Ibu. Di dalam pemakaman ini dibagi menjadi tiga halaman yang masing-masing halaman mempunyai gapura penghubung.

·         * Halaman pertama berpintu gerbang berundak, sebanyak 46 buah anak tangga. Di halaman ini terdapat bangunan yang menyimpan koleksi benda-benda masa Cakraningrat, yang kini juga berfungsi sebagai kantor

·     * Halaman kedua adalah halaman antara, yang mempunyai gerbang di sebelah barat menuju masjid kompleks

·         * Halaman ketiga sebagai tempat pemakaman utama para bangsawan Cakraningrat dan keluarganya.

Seni dekoratif pada pemakaman ini umumnya berupa ukiran sulur, motif bunga, dan kaligrafi. Ukiran pada makam (jirat) dibuat lebih halus dan indah berbentuk motif bunga dan kaligrafi. Bentuk makam menyerupai bentuk susunan candi, yaitu susunan kaki, badan, dan atap berupa dua buah nisan. Makam-makam dibangun di atas alas bangunan (batur) setinggi 75 cm dari permukaan tanah, yang terbuat dari batu putih, kayu, dan genting. Pada batur tersebut terdapat tangga, yang pada sisinya terdapat dekorasi berbentuk sulur-sulur dan dedaunan.

Pada bagian utara pemakaman utama terdapat gunungan (praba) yang selain sebagai hiasan penyekat juga berfungsi sebagai penahan angin. Hiasan pada gunungan berbentuk padma, sulur-sulur, geometris, dan tumpal. Selain nilai sejarah yang tinggi, keunikan seni arsitektur pada makam dan beberapa pahatan batu di sekitar makam menjadikan suasana makam ini begitu sakral dan mistis. Tidak sedikit pula traveler datang ke tempat ini untuk berwisata ziarah.Dengan berkunjung ke Makam Ratu Ibu, bagi para wanita akan mendapatkan pelajaran tentang pengorbanan dan rasa iklhas sebagai seorang istri. Serta bagi para pria, Anda akan lebih belajar dan lebih menghargai tentang perasaan dan hati seorang wanita.

 Dengan banyak nya makam makan keturunan dari keluarga Cakraningrat dan Syarifah Ambami maka banyak masyarakat yang menjadi wisata ini sebagai wisata religi. Syarifah Ambami sendiri masih keturunan Sunan Giri di Gresik. Di pemakaman ini terdapat mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Mata air yang terletak di bawah bukit tempat petilasan itu dipercaya oleh banyak orang bisa membawa berkah dan juga menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jadi tidak heran bila banyak peziarah yang langsung turun menuju ke mata air tersebut setelah mengunjungi makam Ibu Ratu. Mata air ini juga tidak pernah kering atau surut walaupun musim kemarau melanda.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

SATE KHAS MADURA

  Indonesia banyak sekali ragam kuliner sate   salah satunya “Sate Madura”. Sate adalah makanan yang terbuat dari potongan daging dan ditusu...